Rini Marini, Guru Bahasa Inggris Piawai Menulis

KIPRAH3 views

Terlahir dengan nama Rini Marini. Biasa dipanggil Bu Rini. Lahir di Subang, 19 Maret 1979. Beliau seorang guru Bahasa Inggris di SMPN 1 SARIWANGI Kab. Tasikmalaya. Meraih gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Bahasa Inggris dari Universitas Prof. DR HAMKA (UHAMKA) Jakarta tahun 2001 dan kini sedang melanjutkan studinya di Program Pascasarjana Institut Agama Islam Cipasung (IAIC) Tasikmalaya.

Ibu yang masih muda ini memiliki hobi dalam menulis dan menyanyi serta aktif di bidang organisasi profesi, seperti: sebagai Pengurus Wilayah dan juga Pengurus Kabupaten MGMP Bahasa Inggris, menjadi anggota KPLJ (Komunitas Pegiat Literasi Jawa Barat), anggota Forum Gumeulis (Guru Menulis), dan anggota Guru Kreatif Nusantara.

Beliau pernah mengikuti Teacher Professional Development Program di Adelaide Australia pada tahun 2015 dan menjadi guru model untuk Fellowship Program yang diselenggarakan atas kerjasama Universitas Siliwangi (Unsil) dengan National Institute of Education (NIE) Singapore pada tahun 2016.

Karya tulisnya sudah banyak dimuat di surat kabar dan dibukukan. Beberapa artikelnya pernah dimuat di Kabar Priangan. Yang agak unik, meski beliau guru Bahasa Inggris tapi piawai dalam menulis puisi dan cerita. Beliau menulis buku bersama antologi puisi “Negeri yang Bersolek” tahun 2017, “Cita, Rasa, dan Puisi” tahun 2017, Puisi “Menghidupkan ‘Ruh’ Dewi Sartika dalam Jiwa Para Guru di Jawa Barat” tahun 2017, Puisi “DEARY” tahun 2018, Cerita anak “Negeri Peri” tahun 2018, Cerita anak “Wonderful Ramadhan” tahun 2018, Pantun NKRI tahun 2018, Cerita anak “Tokoh Penemu Dunia” tahun 2018, cerita anak “Aimara Si Putri Duyung” tahun 2018, antologi puisi “Doa Untuk Ibu Pertiwi yang Berkabung” tahun 2018.

Ibu guru yang satu ini cepat akrab dan dekat dengan para siswa. Enak diajak untuk ngobrol dan berdiskusi, pembawaannya kalem tapi tegas, rendah hati, dan selalu menampakkan senyum bahagia tanda ceria.

Sekarang beliau tinggal di Kampung Urug Lebak Desa Jayaputra Kecamatan Sariwangi.

Komentar