Celoteh

KOLOM0 views

Kita tidak hidup di negeri di awan, sayang….dimana kedamaian menjadi istananya.
Kedamaian yang hakiki justru bertahta di lubuk hati kita. Ketika kita tak lagi menganggap sesuatu atau seseorang sebagai noda, cela atau problem. Namun mengganggap sesuatu atau seseorang sebagai mutiara, kawan dan partner.
Kita hidup di negeri yang penuh intrik dan kompleks. Tentu saja tidak semudah yang kita bayangkan.Segudang kasus bermain di depan mata. Sebut saja kasus kopi bersianida yang menguras waktu dan tenaga para penegak hukum di negeri ini. Belum lagi kasusnya Aa Gatot yang membuat masyarakat geram, disusul lagi dengan kasus si pengganda uang.Duuuuh mengerikan ,bukan?

Kita tidak hidup di negeri di awan, sayang.. dimana kedamaian menjadi istananya.
Di DKI misalnya, suhu politik sudah mulai naik beberapa pekan ini.karena setiap kubu ingin jagoannya yang lolos menjadi gubernur.
Coba kita tengok tetangga, kerabat kita di Garut, mereka sedang terkena musibah, butuh uluran tangan kita.

Kita tidak hidup di negeri di awan,
sayang…
dimana kedamaian menjadi istananya.
Haruskah kita bersedih? Jawabannya tentu tidak. Hal ini tidak terlepas dari skenario yang Maha Kuasa, Maha Segalanya. Dialah Alloh SWT. Segala kesulitan ,kerumitan yang ada bukanlah alasan bagi kita untuk terpaku dan diam.Dengan segala daya dan upaya kita harus turun tangan.Bukankah kita ditugaskan sebagai khalifah di bumi ini ????
Baca Al Qur’an ( 2 :30 ) dan (6: 122 ).

Komentar