Festival Film Pelajar Jogja #9  2018 : Ajang Silaturahim dan Pendidikan Kritis Pelajar Indonesia

KOMUNITAS0 views

KabarSekolah.id-Yogyakarta. Di usianya yang ke-9, Festival Film Pelajar Jogja (FFPJ) tetap dan terus berjalan seperti tahun-tahun sebelumnya. Sejumlah 167 film pendek karya pelajar dari berbagai wilayah di Indonesia menjadi bagian festival di tahun 2018 ini.

Total lebih dari 1000 karya film pendek pelajar menjadi bagian FFPJ sejak 2010. Menurut Tomy Taslim, pendiri FFPJ, festival terus berproses dan tetap sederhana, mengalir. Seluruhnya didukung oleh kekuatan silaturahim para volunteernya, yang tanpa henti membuka komunikasi dengan banyak pihak yang memiliki respek terhadap FFPJ.

Festival juga terus memfasilitasi ruang belajar berpikir kritis bagi partisipannya melalui serangkaian kelas dan temu komunitas. Tradisi apresiasi dan literasi kritis ini akan terus dijaga di FFPJ, tegas Tomy.

Puncak acara diselenggarakan di Pondok Pemuda Ambarbinangun Yogyakarta, 15-16 Desember 2018, dan akan dihadiri ratusan pelajar dari berbagai wilayah Indonesia.

Beberapa program telah disiapkan tim kerja FFPJ tahun ini. Di antaranya adalah Pemutaran Film Keliling Sekolah dan Komunitas, Kelas Pendidikan Kritis, Kelas Seni, Kelas Lingkungan, Forum Pendidik, Temu Komunitas, Kompetisi Nasional, dan Penganugerahan Penghargaan.

Program-program ini dirancang untuk mengimplementasikan tema besar festival tahun ini, yaitu Persahabatan dan Perdamaian. Jaringan mitra FFPJ yang mendukung pelaksanaan program ini di antaranya adalah Fakultas Seni Media Rekam ISI Yogyakarta, Dinas Kebudayaan DIY, Jaringan Gusdurian, Pusat Studi Lingkungan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Rifka Annisa Women Crisis Center, Sang Akar Institute, Watchdoc Production, RK Studio, Hompympaa Artworks, Dewan Kesenian Lampung, Prodi Komunikasi Unisa Yogyakarta, dan filmpelajar.com.

FFPJ juga menambah program baru, yaitu #sahabatffpj di tahun 2018 ini. Program ini bertujuan mengonsolidasikan berbagai potensi dukungan untuk FFPJ. Harapannya, dengan banyaknya dukungan dari berbagai pihak, FFPJ menjadi milik publik dan dihidupi bersama terus menerus semata-mata untuk memberikan manfaat maksimal bagi komunitas film pelajar Indonesia.

Walaupun baru diluncurkan, program ini mendapatkan sambutan puluhan mitra. Dukungan dalam beragam bentuk diterima oleh FFPJ, kata Rahmi Yuliani, salah satu volunteer yang berposisi sebagai Koordinator Program.

Sejak penyelenggaraan pertama di tahun 2010, FFPJ kental suasana silaturahim, belajar bersama, dan berbagi. Para pelajar (kebanyakan tingkat SMA/MA/SMK), guru-fasilitator, dan pemangku kepentingan lainnya berkumpul, berkenalan, saling bertukar pengetahuan, serta berdialog. Ragam pertanyaan juga lahir. Termasuk di dalamnya tentang apa tujuan penyelenggaraan FFPJ, mengapa FFPJ membuat banyak kategori penghargaan dalam program kompetisinya, mengapa banyak kegiatan kelas di FFPJ yang tidak film banget, mengapa FFPJ membuat paket berbayar untuk menginap dan konsumsi partisipan, sedangkan seluruh acara pada prinsipnya dapat diikuti secara gratis, dan lainnya.Pertanyaan dan dinamika ini adalah proses yang terus terjadi setiap tahun. Ini aset FFPJ. Melalui kekuatan silaturahim dan pembelajaran berpikir kritis yang rileks, dinamika ini dikelola bersama untuk menghidupkan festival.

Tahun ini, FFPJ akan kembali dihadiri ratusan pelajar dari berbagai daerah. Selama 2 hari penuh akan ada silaturahim gagasan serta belajar bersama berpikir dan bersikap kritis. FFPJ memang didedikasikan untuk ini, tanpa menegasikan proses dan capaian artistik yang lazim dalam berseni film.

Editor ; Maman Nurjaman

Komentar