Inspirasi dari H. Yayan Tahyan

KIPRAH0 views

Bagi masyarakat Tasikmalaya dan sekitarnya, khususnya Singaparna, tentu tidak asing lagi dengan sosok yang peduli dan senang berbagi ini, beliau bernama Haji Yayan Tahyan. Penampilannya sederhana dan bersahaja. Mantan kepala Dinas Pendidikan Kab. Tasikmalaya ini boleh dikatakan pensiun dini, alias pensiun atas permintaan sendiri dalam usia 48 tahun. Setelah pensiun beliau mempunyai tekad yang kuat untuk mendirikan sebuah yayasan yang bergerak dalam kepedulian dan berbagi kepada orang lain.

Kemarin tgl 20 Juni 2017 Kami menyempatkan bersilaturahmi dengan beliau sekaligus menggali inspirasi dari sepak terjangnya mengelola Yayasan Bale Asih di kantornya. Berkat kerelaannya berbagi dan peduli terhadap orang orang yang tidak mampu, ‘segudang’ perhargaan beliau peroleh, baik dalam skala lokal maupun nasional. Berkat kiprahnya mengelola Bale Asih, tahun ini beliau dipanggil Dua Stasiun TV Swasta Nasional untuk berbagi pengalaman dengan pemirsa di seluruh Indonesia.

Sejak tiga tahun lalu, sekitar 4500 orang telah beliau santuni melalui program paket sekolah (gratis bagi anak anak sekolah yang tidak mampu), Jumat berkah (bantuan beras dan pakaian bagi masyarakat tidak mampu), dan bedah rumah. Khusus untuk anak anak sekolah, tiap tahun beliau gratiskan untuk 1500 anak paket kadeudeuh dari Bale Asih berupa pakai seragam sekolah, tas, sepatu, serta alat tulisnya. Satu paket jika dihargakan ke uang rupiah kurang lebih 200 ribu. Kemudian tiap hari Jumat di depan Kantor Bale Asih ada Jumat berkah berupa pembagian beras dan pakaian layak pakai. Tahun ini beliau mulai merintis program bedah rumah bagi warga yang benar benar membutuhkan, tiap rumah beliau anggarkan 15 juta rupiah.

Guna mendukung penguatan informasi dan berbagi dalam dunia sosial dan pendidikan, beliau juga menggagas terbitnya koran Siap Belajar. Koran ini sekarang sudah merambah ke berbagai pelosok Tasikmalaya.

Kini Yayasannya telah mampu menghidupi atau memperkerjakan karyawan sebanyak 15 orang. Beliau tak lupa pula merintis kerjasama dengan Komunitas ‘Primitif’ dalam upaya memberdayakan masyarakat terhadap daur ulang barang barang bekas yang sekiranya dapat bermanfaat kembali untuk digunakan. Dari tangan mereka tercipta tas kreatif, dompet kreatif, dan kreativitas lain yang bahannya berasal dari barang barang bekas.

Di kantornya, disamping ada pakaian seragam beserta aksesorisnya yang gratis, juga ada perpustakaan gratis yang terdiri dari ratusan buku serta perpustakaan digital dengan server sendiri. Plus banyak buku gratis bagi pelajar yang membutuhkan.

Ketika ditanya dari mana dana berasal, beliau menjawab sebagian besar dana diperoleh dari diri dan keluarganya sendiri, disamping ada donatur tidak tetap. Sudah hampir 120 juta beliau keluarkan dana bagi kepeduliannya terhadap warga. Beliau juga merasa ‘ANEH’, dengan dana segitu tapi mampu membantu 4500 orang selama 3 tahun terakhir. Beliau meyakini bahwa rezeki itu pasti Allah SWT. yang mengatur. Ketika kita banyak memberi, maka Allah balas dengan ‘pemberian’ berlipat ganda. Saya menyebutnya itulah The Power of Giving.

Sejak tampil di televisi, alhamdulilah berbagai bantuan pakaian dan buku datang mengalir dari berbagai pihak di seluruh Nusantara. Beliau tidak meminta bantuan orang tapi jika ada orang membantu Beliau tidak menolak.

Dikarenakan beliau juga dulu pernah menjadi seorang guru yang mengajar di sekolah, maka diskusi tentang guru pun mengalir. Berbagai pendapat beliau tentang dunia pendidikan memberi kami wawasan, terutama betapa patut disyukurinya menjadi seseorang yang berprofesi berbagi ilmu dan pengalaman yang bermanfaat kepada orang lain. Apapun profesinya, yang penting berguna bagi orang dan dijalankan dengan penuh kejujuran dan amanah.

Terima kasih Pak Haji Yayan Tahyan atas kerelaannya berbagi dan menerima silaturahmi kami. Semoga Bapak tetap sehat dan semangat memberi serta menularkan kebaikan kepada orang lain. Bapak menjadi inspirator bagi banyak orang. Syukron.

Komentar