Jago; Gerakan Literasi Igora Kota Tasikmalaya

KIPRAH, KOLOM0 views

TASIKMALAYA. Literasi bukanlah milik guru kelas atau guru Bahasa Indonesia. Tidak terkecuali guru Penjaskes yang akrab dipanggil guru olahraga-pun mesti melek literasi. Literasi olahraga saat ini memang belum begitu akrab dan dikenal. Namun, dalam olahraga sebenarnya mengandung unsur-unsur literasi jika dipahami dengan benar. Maka dari itulah perlu dibukakan pemahaman akan hal itu.

Mengawali kegiatan literasi guru-guru olahraga, Ikatan Guru Olahraga (IGORA) Kota Tasikmalaya mulai bergerak dengan membentuk Jurnalis Guru Olahraga (JAGO). Kata jurnalis identik dengan wartawan. Namun, jurnalis dalam hal ini lebih menitikberatkan pada kegiatan menulis. Menulis hal-hal yang ringan yang terjadi dan dialami di lapangan. Pada awalnya para anggota JAGO (Jagoan) mulai menulis secara perorangan. Obrolan-obrolan sesama teman untuk menulis mulai bergeliat hingga beberapa orang tulisan para jagoan dimuat dimedia massa, diantaranya : Irvan dan Sri Murdiani, M.Pd. (SDN Sukamulya), Rudi Mahar Nurjaman, S.Pd. (SDN 1 Manangga), Heri Purwana, M.Pd. (SDN 2 Lewo), dan Asep Ali Muttaqin Rahmat, S.Pd. (SDN 2 Cibunigeulis). Tulisan-tulisan mereka tidak jauh dari apa yang mereka alami di sekolah. Berangkat dari perorangan itulah maka terbesit ide untuk bergerak bersama membangun sebuah komunitas menulis.

Sabtu (13/1/2018), para jagoan berkumpul di Kolam Renang Aboh. Dalam kesempatan itu tidak semua jagoan bisa hadir. Hanya beberapa orang saja yang memang tidak ada halangan. Pembahasan dalam pertemuan pertama itu adalah mengupas tentang berbagai bentuk tulisan terkait Publikasi Ilmiah (PI) dalam Pengembangan Keprofesian berkelanjutan (PKB). Ada 10 macam PI yang dapat masuk angka kredit sebagaimana tertuang dalam Permenpan & RB No. 16 Th 2009, yaitu : Presentasi di forum ilmiah, hasil penelitian, tinjauan ilmiah, tulisan ilmiah populer, artikel ilmiah, buku pelajaran, modul/diktat, buku dalam bidang pendidikan, karya terjemahan, dan buku pedoman guru.

Dalam pertemuan yang singkat itu para jagoan mencoba menulis artikel dengan teknik pro-kontra yang diformula oleh Irvan Kristivan. Teknik ini adalah salah satu buah pikiran bagaimana membuat suatu formula yang dapat memudahkan guru-guru memulai menulis. Biasanya bagi para pemula menulis itu sangat susah terutama ketika mengawali dan mengakhiri tulisan. Dalam formula ini guru diarahkan agar setiap tulisannya tidak kesana-kemari melainkan mengikuti alur yang telah ditentukan. Formula pro-kontra telah dicoba kepada beberapa orang dan telah dicoba dalam Seminar Nasional 2 Kemendikbud yang dilaksanakan pada tanggal 7-10 November 2017 di Jakarta. Selain itu dibahas juga agenda dan kegiatan JAGO berikutnya.

“Saya belum pernah menulis di media massa, namun saya ingin belajar menulis. Karena itulah saya sangat antusias mengikuti kegiatan ini. Alhamdulillah saya mendapat pencerahan” Pungkas Zamzam Hadi Purnama, S.Pd. guru penjaskes SDN 2 Gunung Pereng saat ditanya usai sesi kegiatan.

Komentar