Jurnalisme Guru, Pondasi Gerakan Literasi Guru

KIPRAH1 views

Jurnalisme Guru (jurig) gerakan Forum Guru Menulis (Gumeulis) menebar benih-benih positif di era literasi digital. Berkarya di dunia maya. Menyuarakan cerita faktual, faksional, & fiksional yang selama ini acap kali dibuyarkan. Bahkan diburamkan dan diperkeruh. Guru-guru pejuang literasi  terus bergerilya hingga di dunia maya.

Itulah gambaran jurig gumeulis. Namanya juga jurig yang artinya hantu dan gumeulis artinya so cantik atau kecantik-cantikan. Dari namanya saja sudah pasti berbau gaib, namun gaib disini bukan berarti mahluk halus. Gaib dalam artian ada namun tidak bisa di raba. Itulah dunia maya, dunia digital indah dipandang.

Sejak tahun 2015 forum gumeulis terus bergerilya membangun guru-guru yang sadar literasi. Berbagai upaya dilakukan mulai membuka ruang menulis bagi guru di media cetak, pelatihan guru menulis, menerbitkan jurnal, hingga melahirkan guru-guru berprestasi. Selain di dunia nyata, forum gumeulis-pun memberi ruang di dunia maya melalui laman kabarsekolah.id. Sebuah portal bagi guru dalam memberikan berbagai kabar positif di sekolah yang dapat menginspirasi guru & sekolah yang lain.

Jum’at (26/1/2018) para jurig gumeulis ini berkumpul di Cafe Kabeuki dalam kegiatan yang bertajuk “NGARIUNG Ngaguar Jurnalis Guru”. Mereka mendapatkan pelatihan langsung dari Kang Duddy RS. Pimred HU. Kabar Priangan sekaligus pengasuh forum gumeulis. Juga bimbingan teknis membuka dan masuk fortal kabarsekolah.id dari Kang Ivan Dzulfikri. Setiap jurig dibuatkan username masing-masing. Sehingga mereka secara otomatis menjadi jurig dan dapat mengisi laman kabarsekolah.id.

Caswita selaku ketua forum gumeulis berharap guru-guru dapat berkolaborasi, berkreasi dan mengabarkan berbagai aktivitas disekolahnya dan sekolah sekitarnya agar dapat diketahui halayak banyak. Bukan untuk pamer namun untuk memberikan gambaran positif tentang pendidikan dan pembelajaran di sekolah. Guru-guru juga dapat mengasah kemampuan menulisnya di laman kabarsekolah sehingga kedepannya akan tercipta guru yang literat. Menjadi literat memang susah, namun bukan hal yang tidak mungkin jika kita mau berjuang dan terus berjuang.

 

Foto-foto kegiatan NGARIUNG

Komentar