Kuota PPDB di SMPN 1 Singaparna Terisi Penuh, Literasi Masih Jadi Program Unggulan

KOLOM0 views

Penerapan sistem zonasi Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Sekolah Menengah Pertama (SMP) tahun pelajaran 2019/2020 di Kabupaten Tasikmalaya telah usai dan berjalan lancar, khususnya di SMP Negeri 1 Singaparna.

Menurut Kepala SMPN 1 Singaparna Drs Dadang Suherman MPd, kesiapan sekolahnya dalam penerapan sistem zonasi sudah jauh hari disosialisasikan, terutama pada saat pelepasan siswa tahun tahun pelajaran 2018/2019.

“Jauh hari kita sudah menyosialisasikan untuk SMPN 1 pada tahun pelajaran sekarang memberlakukan sistem zonasi dalam penerimaan siswa baru,” ujar Dadang ketika ditemui di ruang kerjanya beberapa waktu lalu.

Lebih lanjut dikatakan, SMPN 1 Singaparna merupakan salah satu SMP favorit dan pilihan kesatu dalam memenuhi pemenuhan kuota untuk tahun pelajaran 2019/2020. Sehingga tak heran, semua kuota sudah terisi.

“Untuk tahun ini jumlah kuota ada 11 rombongan belajar (rombel), tiap rombel terdiri dari 32 orang siswa, dan alhamdulillah semua sudah terpenuhi dari kompilasi antara yang mendaftar dengan sistem zonasi, jalur prestasi baik akademik dan non akademik, dan juga dari sistem perpindahan orang tua, itu pun kita masih mengacu pada peraturan yang dulu, yakni 90 persen zonasi, 5 persen jalur akademik, dan 5 persen dari perpindahan orang tua.” Jelas Dadang.

Seperti diketahui, pada tanggal 21 Juni 2019, Menteri Pendidikan RI mengeluarkan surat edaran bahwa zonasi minimal 80 persen, prestasi 15 persen dan jalur perpindahan orang tua 5 persen.

Dadang menambahkan, pada tahun ajaran baru sekarang, di SMPN 1 Singaparna, program literasi masih menjadi unggulan. Karena itu, kuantitas maupun kualitas akan terus dikembangkan dan lebih ditingkatkan.

Literasi di sini bukan hanya identik dengan baca dan tulis, tetapi juga literasi media, literasi budaya hidup sehat, literasi teknologi, literasi agama dan lain sebagainya. Intinya, setiap siswa dapat melek literasi sebagai modal untuk menjadi manusia yang berkarakter.

“Dan alhamdulillah pada tahun pelajaran kemarin ada beberapa siswa ikut dalam olimpiade literasi dan masuk nominasi tingkat provinsi Jawa Barat. Gerakan literasi merupakan bagian tidak terpisahkan dari gerakan penumbuhan budi pekerti,” pungkasnya. ***

Komentar