Mengenal Angkringan Uye Taman Baca di Utara Yogyakarta

KOMUNITAS3 views

Di tengah pembangunan hotel, kafe, dan sarana hiburan lain yang semakin gencar di Yogyakarta, ada banyak cara untuk tetap menjaga nuansa kota ini sebagai Kota Pendidikan. Salah satunya adalah dengan merintis kegiatan-kegiatan untuk meningkatkan minat baca, seperti yang dilakukan Imam Syaiful (22) di utara Yogyakarta.

Pria yang berkuliah di Universitas Islam Indonesia (UII) merintis Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Angkringan Uyee pada 18 Februari 2018 lalu. Terletak di dusun Ngangkruk, desa Sardonoharjo, kecamatan Ngaglik, kabupaten Sleman. Konsep yang digunakan Iman menggunakan gerobak angkringan bekas usaha berjualan milik pemuda-pemudi dusun Ngangruk, sehingga nuansa komunal sangat lekat dengan TBM ini.

 

“Jika kita memaknai secaraarti, ‘angkringan’ berasal dari Bahasa Jawa ‘angkring’ atau ‘nangkring’ yang artinya duduk santai. Sehingga harapannya dengan angkringan ini, masyarakat lebih senang duduk-duduk santai sambil membaca di sini,” katanya.

Perintisan ini didasari keinginan Imam untuk memberi solusi sederhana bagi masyarakat dalam bidang pendidikan. Bagi Imam yang mengaku terlambat untuk gemar membaca, dia ingin mengajak masyarakat sekitar untuk gemar membaca sejak dini dengan TBM ini.

“Saya lelah mengkritik terus; di organisasi saya sudah sering saya mengkritik ini itu. Terus saya pikir, solusi apa yang bisa saya tawarkan? Ya sederhananya ini,” terang Imam.

Menurut studi “World’s Most Literate Nations Ranked” oleh John W. Miller dari Central Connecticut State University pada 2016, tingkat literasi di Indonesia sangat rendah menempati peringkat 60 dari 61 negara. Dengan TBM ini, Imam ingin meningkatkan minat baca terutama anak-anak di lingkungan sekitar. Menurutnya, Minat dapat dikembangkan jika ada akses dan aset.

“Bagi saya, punya angkringan buku ini aset. Sementara di sisi lain, jadi akses untuk anak-anak agar mudah membaca buku.” Nama “Uyee” juga dipilih agar memberi kesan ceria dan bahagia, tambahnya.

 

Setelah beberapabulan berdiri, koleksi yang ada di TBM Angkringan Uyee ini cukup beragam mulai dari buku-buku tentang Islam, pergerakan dan politik, novel, biografi, dan buku-buku berbahasa Inggris. Diantara koleksi tersebut, buku anak-anak merupakan yang paling banyak tersedia.

Koleksi ini didapat dari buku pribadi milik pengurus dan berbagai donasi baik berupa buku maupun dana untuk pengadaan buku.

Selain itu, Angkringan Uyee juga beberapa kali mengadakan kegiatan seperti Perpustakaan Keliling bersama Desa Binaan KAMMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia), kegiatan literasi bersama HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) Fisipol UGM, dan berbagai kegiatan literasi lainnya.

“Boleh banget (kalau mau mengadakan kegiatan). Nanti kita siapkan tempat dan anak-anak, dan dari pihak luar membuat konsep acara,” tambah Imam. Berbagai kegiatan literasi yang pernah diselenggarakan seperti membaca puisi, membaca bersama, sharing motivasi membaca, menulis cita-cita, dan mendongeng.

Meskipun begitu, menurut Imam, tujuan dari Angkringan Uyee bukan seberapa banyak mengadakan kegiatan.

“Bukan itu, karena kalau tidak sering mengadakan agenda berarti kita mati,” ungkap Imam. Bagi Imam, kesuksesan angkringan ini terletak pada seberapa besar inspirasi yang diberikan ke orang lain. “Misalnya, angkringan ini dapat menginspirasi tiap-tiap desa agar punya taman bacaan sendiri yang aktif. Nah itu suksesnya,” tutup Imam.

Kabar Sekolah (DTO/SYR)

Komentar