Guru Sukwan Dilantik Menjadi Panglima Tali Integritas KPK

Penulis: Vudu Abdul Rahman

Wanti Susilawati adalah seorang guru sukarelawan SDN. Perumnas Cisalak yang memiliki gairah dalam menerjemahkan ayat literasi dalam kehidupan sehari-harinya. Selain aktif dalam komunitas literasi Sabak Percisa, ia juga dibimbing berkarya tulis  di Rumpaka Percisa.

“Pinandita Kesatria Panglima Tali Integritas” adalah esai yang ditulisnya dan terpilih menjadi salah seorang dari 40 Panglima Tali Integritas KPK yang dilantik langsung Saut Situmorang, wakil Ketua KPK. Seleksi esai tersebut dalam rangka kerja sama Pendidikan Antikorupsi KPK dengan PP FTBM Indonesia dalam rangka Hari Antikorupsi Sedunia, Bidakara Hotels & Resort,  11 – 12 Desember 2017.

Terjadi pergeseran paradigma tentang orang jujur dan berintegritas di masyarakat yang tidak akan mendapatkan apa-apa. Menurut Saut Situmorang, wakil Ketua KPK, anggapan tersebut tidaklah benar. Oleh sebab itu, Saut mengajak para Panglima Tali Integritas, setelah dilantiknya untuk memerangi keterbelakangan, kebodohan, hoax, dan korupsi di daerah masing-masing.

“Saya memberi perintah kepada teman-teman untuk menjadi Panglima Integritas di daerah masing-masing,” ucap Saut Situmorang, saat melantik 40 pegiat literasi.

Dalam rangka Hari Antikorupsi Sedunia yang diperingati setiap tanggal 9 Desember, KPK menyelenggarakan Konferensi Nasional Pemberantasan Korupsi, 11 – 12 Desember 2017.

Salah satu agenda dalam Hakordia, Pusat Edukasi Antikorupsi KPK bekerja sama dengan PP FTBM menyeleksi peserta dari berbagai daerah Indonesia melalui esai tentang rencana program antikorupsi di komunitas masing-masing. “Orang-orang di balik jeruji dengan menggunakan pakaian berwarna orange adalah orang-orang pintar. Kebanyakan dari mereka lulusan S2,” lanjut Saut di ruang auditorium Utari Bidakara Hotel Jakarta, 12 Desember 2017. Integritas adalah masalah yang tidak dimiliki mereka.

Membuang kulit pisang sembarangan, menggunakan sandal orang di masjid tanpa izin, tidak antri, merupakan nilai-nilai integritas sederhana yang belum terbangun. Oleh sebab itu, berubahlah dari hal-hal sederhana itu! Tidak perlu mendefinisikan integeritas sedemikian rumit.

Ada sebuah pesantren yang memiliki ajaran-ajaran bumi. Sebab mendorong bangsa heterogen ke arah cahaya harus dimulai dari jalan-jalan kecil.

Memberi kesempatan kepada orang lain agar menemukan berlian dirinya adalah bagian dari integritas. Salam literasi, salam satu frekuensi, dan lawan korupsi! (Vudu Abdul Rahman)

Komentar