Sosialisasi Pembudayaan Kegemaran Membaca

CIPEDES. Perpustakaan Nasional Republik Indonesia bekerja sama dengan Titisan Insan Cemerlang (TIC) serta Rumpaka Percisa menggelar Sosialisasi Pembudayaan Kegemaran Membaca melalui PAUD, Sekolah dan Komunitas dalam Rangka Meningkatkan Budaya Baca dan Indeks Literasi Masyarakat Kota Tasikmalaya Tahun 2017. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Rabu (19/07/2017) dengan dihadiri oleh perwakilan komunitas dan guru penggerak/perintis Gerakan Literasi Sekolah berbagai jenjang dengan menghadirkan pemateri dari pihak perpustakaan nasional, TIC dan Surat kabar Priangan .

Sosialisasi yang dibuka oleh Drs. Oslan Khaerul  Falah, M.Si selaku Kepala Perpustakaan dan Kearsipan Kota Tasikmalaya ini diselenggarakan di SDN Perumnas Cisalak. Bapak Oslan sangat mengapresiasi kegiatan ini sebagai wujud nyata bahwa Kota Tasikmalaya sangat mendukung gerakan membaca dan juga mengajak semua masyarakat untuk memanfaatkan fasilitas perpustakaan daerah.

Sebelum masuk ke acara inti, peserta dipersilakan untuk berfoto bersama dengan pemateri dan tamu undangan serta pemberian cenderamata. Pemateri pertama dari Pejabat/ Widyaswara Perpustakaan Nasional, Ibu Dra. Tatat Kurniawati selaku Pustakawan Madya. Beliau memaparkan bahwa latar belakang keberadaan perpustakaan adalah sesuai amanat UUD RI Tahun 1945 yaitu untuk mewujudkan tujuan nasional salah satunya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam UU No.43 tahun 2007 dikatakan bahwa dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, perpustakaan sebagai wahana belajar sepanjang hayat dan perlunya ditumbuhkan budaya gemar membaca melalui pengembangan dan pemberdayaan perpustakaan. Beliau juga menuturkan bahwa manfaat membaca selain untuk mengisi waktu luang dalam menikmati seni sastra/cerita, juga merupakan cara untuk mendalami suatu masalah dengan mempelajari suatu persoalan hingga dapat menambah pengetahuan yang berhubungan dengan peningkatan kecakapan dan menambah pengetahuan umum tentunya.

Masih menurut UU No. 43 Tahun 2007 pasal 48,49, 50 dan 51 dinyatakan bahwa pembudayaan kegemaran membaca dilakukan melalui keluarga, satuan pendidikan, dan masyarakat tentunya dengan dukungan penuh pemerintah setempat. Salah satu hal yang bisa dilakukan dalam lingkungan terkecil misalnya senantiasa mendekatkan anak dan anggota keluarga lainnya dengan buku misalnya dengan mengajak ke perpustakaan daerah, menceritakan kehidupan orang sukses di seluruh dunia yang berhasil karena membaca buku, dan selalu mengapresiasi anak-anak yang mau membaca buku. Ibu Tatat menekankan bahwa paradigma masyarakat tentang perpustakaan sebagai gudang buku harus diubah menjadi rumah keluarga. Dengan ini diharapkan setiap keluarga di Indonesia dilengkapi dengan pojok baca.

Sosialisasi ini pun menghadirkan tokoh dari media sekaligus pemerhati pendidikan, beliau adalah Kang Duddy RS. Selain aktif di dunia kepenulisan, Kang Duddy juga banyak berperan dalam menghidupkan literasi di Priangan Timur khususnya Kota Tasikmalaya. Ini terbukti, beliau telah ikut serta membentuk Percisa Kids yang merupakan cikal bakal jurnalistik di sekolah oleh penerus bangsa ini. Selain itu Kang Duddy pun merupakan salah satu dewan Pembina Forum Guru Menulis dan penggagas terbitnya media online KabarSekolah.id sebagai jurnalisme organik yang diisi oleh berita dan tulisan insan pendidik. Meski singkat, Kang Duddy menyatakan bahwa sebenarnya di Tasikmalaya sendiri sudah banyak komunitas yang bergerak mendenyutkan literasi ini namun pergerakannya senyap. Namun kesenyapan itu ternyata telah berhasil menggaungkan nama Kota Tasikmalaya sampai ke tingkat pusat dengan lahirnya karya-karya nyata buah membaca dan menulis dari mulai anak-anak sampai berbagai kalangan masyarakat. Kang Duddy pun menegaskan bahwa budaya kegemaran membaca harus diikuti dengan kegiatan menulis. Kedua hal tersebut seperti saudara kembar yang tidak mungkin bisa dipisahkan. Ketika seseorang akan menulis tentu tidak lepas dari proses observasi, wawancara dan studi literatur/ membaca.

Pemateri selanjutnya adalah dari Titisan Insan Cendekia (TIC) Bapak Dr. Tjahjo Suprayogo selain sebagai Dosen IPDN Kemendagri, aktivitas beliau lainnya adalah sebagai motivator minat baca Nasional, Pendiri dan pegiat Komuinitas Belajar dan Pengelola TBM. Bersama istrinya, Ibu Ir. Adiyati Fathu Roshonah, M.Pd yang juga pengajar,Bunda Aini panggilannya, juga merupakan narasumber Parenting Literasi Nasional. Bunda Aini menjelaskan bahwa kegemaran membaca dapat diawali sejak dini. Hal itu bisa dipupuk dengan 9 langkah praktis yaitu : intervensi dini, stimulasi dini, imitasi (role model), asosiasi dengan mengaitkan aktivitas membaca dengan sesuatu yang menyenangkan, fasilitasi, repetisi, habituasi, motivasi, dan apresiasi. Orang tua harus bekerja sama memberikan teladan serta lingkungan dengan atmosfer gemar membaca. Bunda Aini juga mengajak peserta untuk selalu memanfaatkan barang apa saja yang masih bisa ditingkatkan nilai gunanya, misal membuat rak buku dari kardus bekas.

Kegiatan yang dipandu oleh Ibu Yeyen Marhaeni, S,Pd ini cukup menimbulkan respon positif dari semua yang hadir. Peserta sosialisasi merasa waktu yang diberikan panitia tersebut tentulah kurang karena materi yang disampaikan sangat berbobot dan berhasil membangun semangat untuk membumikan kegemaran membaca terutama di lingkungan terdekat. Sosialisasi ini sebagai salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan minat baca selain dengan membangun komunitas membaca masyarakat dan menyusun kerangka kebijakan wajib baca bekerjasama dengan lembaga pemerintah dan satuan pendidikan.

Komentar