Oleh: Yani Triani Trisnawati, S.Pd.
Guru SDN Cibeureum Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya
Pemahaman bermakna merupakan pemahaman yang diberikan kepada peserta didik terhadap tujuan dan manfaat pembelajaran yang dilaksanakan untuk kehidupan mereka. Pemahaman ini ingin kita capai setelah siswa mempelajari materi tertentu.
Pertanyaan pemantik merupakan pertanyaan yang dapat memantik siswa untuk fokus pada materi pembelajaran dan diharapkan bisa dijawab oleh siswa setelah selesai belajar materi tertentu.
Pemahaman bermakna dan pertanyaan pemantik merupakan bagian dari modul ajar yang bisa kita susun secara mandiri.
Memberikan pemahaman bermakna pada siswa dapat kita fasilitasi dengan pertanyaan pemantik. Pertanyaan pemantik ini memuat topik dari materi yang akan ajarkan kepada siswa. Berikut langkah-langkah yang dapat kita lakukan dalam menyusun pemahaman bermakna melalui pertanyaan pemantik sebagaimana dikutip dari https://youtu.be/k96317La9KE :
Pertama, Menuliskan ide-ide terkait topik pelajaran. Ketika kita akan melakukan pembelajaran tentu kita sudah menyiapkan materi pembelajaran. Dalam kegiatan ini kita tuliskan ide-ide yang ada kaitannya dengan materi ajar yang akan kita ajarkan. Misalnya untuk materi perkembangbiakan hewan, maka kita bisa tuliskan ide-ide yang terkait dengan perkembangbiakan hewan, antara lain: hewan dapat berkembang biak dengan cara generatif dan vegetatif, hewan berkembangbiak dengan generatif dapat melalui ovipar, vivipar, dan ovovivipar, hewan berkembangbiak dengan vegetatif bisa melalui membelah diri, tunas, dan sebagainya.
Kedua, Merumuskan pertanyaan pemantik. Dalam merumuskan pertanyaan pemantik kita harus memperhatikan kriteria dari pertanyaan pemantik itu sendiri, yaitu: a) Merupakan pertanyaan terbuka, b) Inti dari topik pembelajaran, c) Menimbulkan pertanyaan baru pada siswa, dan d) Membahas hal yang konseptual. Sebagai contoh pertanyaan pemantik yang dapat kita susun untuk materi perkembangbiakan hewan, yaitu: apa manfaat yang diperoleh ketika kita mengetahui proses perkembangbiakan hewan? Kita simak pertanyaan tersebut! Ternyata pertanyaan seperti itu membutuhkan proses penyelidikan dan pembelajaran, dalam arti siswa tidak hanya cukup mencari jawaban resmi dari buku.
Ketiga, Menyusun pemahaman bermakna. Pemahaman bermakna harus dicapai siswa melalui proses yang dipandu guru dalam pembelajaran. Untuk menyusun pemahaman bermakna ini kita bisa berpandu pada pertanyaan: 1) Apa yang bisa dipahami siswa?, dan 2) Siswa bisa melakukan apa?
Sebagai contoh untuk materi perkembangbiakan hewan, pemahaman bermakna yang dapat kita susun adalah “siswa dapat memahami bahwa hewan bisa berkembangbiak dan proses perkembangbiakan ini penting untuk memenuhi kebutuhan kehidupan sehari-hari”.
Dalam penyusunan pemahaman bermakna dan pertanyaan pemantik ini sebetulnya tidak serta merta harus sesuai dengan tahapan di atas. Ini tergantung dari sisi kemudahan kita darimana memulainya. Ketika kita merasa menyusun pertanyaan pemantik lebih mudah dilakukan di awal maka kita susun pertanyaan pemantik terlebih dahulu. Namun sebaliknya, ketika kita merasa menyusun pemahaman bermakna lebih mudah di awal, maka kita boleh menentukan pemahaman bermakna terlebih dahulu baru ke pertanyaan pemantik.
Dalam penyusunan pemahaman bermakna dan pertanyaan pemantik ini tentu tidak semudah yang kita bayangkan. Misalnya untuk materi ajar seperti aljabar tentu kita membutuhkan bantuan untuk merumuskan pemahaman bermakna dan pemantik. Untuk itu kita dapat berkolaborasi dengan orang tua, institusi atau yang lainnya yang dikira mampu memberikan pemahaman bermakna bagi siswa.
Pemahaman bermakna dan pertanyaan pemantik ini dapat disusun oleh guru ketika membuat atau memodifikasi modul ajar. Hal ini penting dilakukan agar modul ajar yang kita terapkan dalam pembelajaran menjadikan kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan menjadi lebih efektif dan bermakna bagi siswa.
Komentar