Pesan Sekjen MUI Kepada Santri Pesantren Amanah Muhammadiyah Kota Tasikmalaya

KIPRAH12 views

Buya Amirsyah selaku Sekjen MUI Pusat diundang ke Pesantren Amanah Muhammadiyah Kota Tasikmalaya pada hari Ahad, 5 Juni 2022. Bertempat di Aula Pesantren Amanah, di hadapan para santri, Sekjen MUI menyampaikan pesan agar selalu menghormati guru, menjaga amanah dan jangan disalahgunakan.

“Penyebab kemunduran umat diantaranya karena dua hal: 1) karena umat jauh dari ilmu pengetahuan (malas belajar atau punya ilmu tapi tidak mengamalkan), dan 2) karena sibuk menumpuk harta kekayaan sehingga lupa berbuat kebajikan”, demikian Kata Buya Amirsyah.

Menurut Buya, kita harus bangga dan bersyukur bisa menamatkan di pesantren, menjadikan ilmu sebagai bekal dunia dan akhirat. Mengutip istilah ketua PWM Jawa Barat Bapak Kiyai Suhada, hendaknya kita berjuang dan bersungguh-sungguh di jalan Allah, sehingga kaya di dunia, mati masuk surga.

Mudir Pesantren Amanah, K.H. Arip Somantri, M.Ag. berfoto dengan Buya Amirsyah sesaat setelah menyerahkan cendera mata

Selanjutnya Buya berpesan untuk memajukan amal usaha Muhammadiyah, diantaranya seperti pembangunan Masjid Pesantren yang belum selesai, maka tugas kita adalah memindahkan harta dan kekayaan yang dimiliki oleh orang-orang kaya harus didistribusikan kepada rakyat, termasuk memindahkan uang dari orang kaya ke Masjid Muhammadiyah ini.

“Kalau kita yakin dan berjuang dengan ilmu serta jaringan, maka tidak ada yang mustahil, sebagai contoh ada lembaga zakat di jakarta dengan platform digital bisa dapat 1 M per hari”, tegas Buya.

Berkaitan dengan pengembangan pesantren, Buya menjelaskan bahwa pengembangan pesantren ini sejalan dengan visi MUI yaitu: Khaira Ummah (Umat Terbaik). Untuk mencapai visi tersebut, ada 3 misi utama, yaitu: menggerakan kepemimpinan kelembagaan, amar makruf nahi munkar, dan Persatuan ummat atau ukhuwah Islamiyah.

Walau diterpa isu, diadu domba, umat tetap konsisten mendukung MUI karena 70 ormas yang bergabung dalam MUI tetap kompak dan bersatu untuk memajukan bangsa dan negara.

Pesan Buya berikutnya adalah jangan khawatir dan jangan cemas, beri kabar gembira, bahwa surga jannatul naim menanti jika kita berbuat kebaikan dan menolong agama Allah, jabatan di dunia hanya sementara.

Di akhir ceramah, ada pertanyaan dari Ocep Bambang Satria kelas 12, “Melalui internet, banyak perpecahan di antara umat Islam, bagaimana cara agar bisa memfilter mana cerita yang benar dan mana yang bohong, mereka ingin umat Islam terpecah belah, seperti lebaran, dia ingin umat terpecah, saya percaya semua benar tapi bagaimana memfilter mana yang benar dan yang salah?”.

Menjawab pertanyaan salah seorang santri tersebut, Buya menyatakan bahwa Q.S. Alhujurat ayat 6, kalau ada org fasik bawa berita, periksa apa yang disampaikan, jangan sampai lalai dan akhirnya terjadi kegaduhan. Yaman dan Afganistan terjadi perang saudara gara-gara percaya berita yang tidak bisa dipertanggungjawabkan. Indonesia jangan sampai terjadi konflik dan diadu domba. Contoh soal vaksin dengan berita negatif, ternyata hampir 60 % berita bohong atau hoak, diantaranya vaksin berbahaya dan lain-lain, ternyata tidak terbukti. Fatwa MUI haram menyebarkan berita bohong dan fitnah serta wajib menyebarkan berita yang benar.

Di akhir pesannya, Buya berharap setamat dari pesantren, silahkan lanjutkan ke Perguruan Tinggi Muhammadiyah, jangan salah memilih Perguruan Tinggi, Muhammadiyah memiliki 160 Perguruan Tinggi. Kalau bukan warga Muhammadiyah yang membesarkan PTM siapa lagi, maka ranting dan cabang harus membesarkan PTM. Ditengah persaingan pasar, PTM bisa tumbuh dan bersaing.

Komentar